Minggu, 19 Oktober 2008

konflik/masalah2 dalam maitreya

Agama Buddha di Indonesia sebenarnya berasal dari India, dimana ajaran ini ditemukan oleh pertapa Siddharta yang setelah mencapai pencerahan Agung kemudian disebut dengan istilah Buddha (Yang Tercerahkan) atau lebih dikenal dengan Buddha Gautama.

Menurut Buddha Gautama, berpuluh juta tahun kemudian setelah Buddha Gautama parinibbana (istilah kasarnya wafat), pada saat ajaran agama diseluruh muka bumi ini rusak, dan prilaku manusia sudah menyimpang jauh dari nilai2 moral (biadab), maka akan lahir seorang anak manusia yang akan tumbuh menjadi pertapa dan mencapai pencerahan agung seperti dirinya. Sosok manusia inilah yang disebut dengan Buddha Maitreya (Maitreya = Maitri (sankrit) = Cinta Kasih). Dia akan meluruskan kembali nilai2 moral dan membimbing umat manusia ke arah yang benar.

Akan tetapi pada saat sekarang ini, telah muncul aliran Buddha Maitreya yang berasal dari Taiwan. Bagi kalangan Buddhist sendiri hal ini menjadi kontradiktif karena sangatlah mustahil bisa turun ajarannya sedangkan calon Buddhanya sendiri belum lahir di dunia. Lagipula estimasi waktu kelahirannya masih sangat jauh dari yang digariskan oleh Buddha Gautama. Selain ketidaksesuaian yang terdapat dalam keterangan di atas, masih terdapat lagi berbagai hal yang dirasakan tidak wajar. Salah satunya adalah proses / "cara" penyebarannya yang terkesan mirip dengan Multi Level Marketing, yang sangat gencar mencari umat dan mengarahkan mereka untuk memeluk keyakinan tersebut.

Hal-hal seperti inilah yang menyebabkan aliran ini dikategorikan "tidak benar" oleh penganut mazhab Hinayana (Theravada) dan Mahayana (Mahayana & Tantrayana) sebagai penerus ajaran Buddha Gautama.

Akan tetapi kenapa ajaran ini bisa eksis di Indonesia ?

Kalau boleh mengambil kesimpulan secara sepihak, agama Maitreya sendiri sebenarnya merupakan aliran tersendiri di luar agama Buddha. Karena tuntunan pencapaian pencerahannya dan cara ritual yang diselenggarakan tidak berdasarkan ajaran Buddha Gautama. Jika tetap dimasukkan ke dalam agama Buddha maka bisa dikategorikan "menyimpang".

Agama Buddha sendiri tidak bisa melarang atau mengatakan ketidakbenaran dari aliran tersebut karena :
1. Istilah Buddha adalah milik umum, tidak dimonopoli oleh Siddharta Gautama, karena arti harafiahnya : Sadar/Tercerahkan
2. Di Indonesia hanya mengakui 5 agama, dan tidak pernah menambah pengakuan terhadap agama lainnya. Oleh karena selama ini aliran kepercayaan yang berasal dari timur(konghucu, taoisme, dan tradisi lainnya) diserahkan dibawah pembinaan Walubi, maka aliran Maitreya juga berada dibawah binaan Bimas Hindu-Buddha.

Tambahan :
Bagi agama Buddha (ajaran Gotama), Buddha Maitreya belum waktunya muncul di dunia (masih sangat lama sekali). Oleh karena itu, Maitreya masih dikategorikan "calon" Buddha. Tingkatan Maitreya sendiri berada pada posisi Bodhisatva.
Buddha Maitreya secara hafiah diartikan "Seseorang yang telah tercerahkan/sadar dan penuh dengan cinta kasih universal"
Dikarenakan sifat yang paling menonjol dari calon Buddha di masa depan tersebut adalah "Cinta Kasih", maka wujud perlambangan yang biasanya dibuat dalam bentuk rupang (patung) dikreasikan sebagai sosok yang penuh dengan senyum, ramah dan disenangi/dikelilingi oleh anak-anak. Untuk menambah kesan ramah, patung tersebut dibuat dalam sosok yang gendut (perutnya buncit).
Tapi semua itu hanyalah perlambangan yang dibuat berdasarkan imajinasi manusia belaka. Perlambangan patung Buddha yang terdapat di Indonesia masih banyak terpengaruh dengan budaya dari negara China dan Taiwan. Lain negara lain bentuknya, bahkan yang paling ekstrim terdapat di India, yaitu diperlambangkan dengan sosok yang sangat kurus dengan wajah tersenyum.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

ehmm.. namanya sebuah kepercayaan menyimpang atau tidak hanya hati nurani yang tau. lebih baik khan melihat dulu kebenarannya baru diri bisa membuktikan ajaran itu benar atau salah. lihat dulu, dengar dulu, dimengerti barulah tau itu benar atau salah.
Mau nanya, maitreya diramalkan waktu dtgnya masih jauh tuh, sejauh apa?? brapa tahun?

Unknown mengatakan...

maaf sebelum nya tapi saya rasa anda salah buddha maitreya sebenarnya telah turun ke dunua sejak berkhalpa khalpa tahun yang lalu,bahkan buddha maitreya telah lahir ke dunia sejak buddha sidharta masih pada tahap renkarnasi nya menjadi seekor kelinci
dan mengapa semua penganut ajaran budha maitreya harus bervegetarian? itu di sebabkan karena
ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu ada seekor induk kelinci(sidharta) yang tinggal di hutan sedang berjalan jalan dengan anaknya(rahula) di pagi yang cerah itu tiba tiba terlihat seorang pembina(matreya) yang penuh kasih(kalau tidak salah)yang sedang bertapa ,pembina tersebut terlihat sangat kelaparan dan sang kelinci pun rela mengorbankan dirinya untuk dimakan oleh sang pembina(...)setelah perbincangan sang kelinci dan sang pertapa selesai sang kelinci pun bersama anaknya melompat ke dalam api dan sang pembina pun berikrar "selama lamanya aku tak akan tega melahap daging mahluk hidup dan semoga selama berkhalpa kehidupan ku tak akan timbul niat membunuh dan selamnya tidak melahap daging mahluk hidup"dan sang pembina pun langsung melompat ke dalam api dan wafat bersama dua ekor kelinci.
demikian lah jika ada bahasa atau perkataan yang menyakiti atau menyinggung tolong di maafkan.
maaf tak dapat berkomentar banyak saya hanyalah manusia awam yang tidak tahu apa apa dan penuh dengan dosa.
谢谢